Selasa, 09 Juni 2020

Sungai Upang, "Surga" Tersembunyi Pulau Bangka



Sabtu, 6 Juni 2020 kami pergi ke arah Sungai Upang yang ada di Desa Tanah Bawah, Kecamatan Puding Besar, Kabupaten Bangka. Perjalanan kami menempuh seputar 1 jam lebih dari pada Kota Pangkalpinang bersama-sama rekan-rekan pencinta alam.

Kami berjumpa dengan figur inspiratif yang sudah perjuangkan konservasi serta peningkatan teritori sungai upang untuk teritori konservasi biodeversity (keanekaragaman resapi), beliau ialah Bang Hormen.

Menurut Bang Hormen sebagai ketua komune BFS (Bangka Flora Society) yang mulai meniti serta memperkenalkan kekuatan Sungai Upang diawali pada masyarkat seputar sampai sekarang kekuatan teritori Sungai Upang mulai dilirik serta mendapatkan perhatian dari pemerintah dan faksi BUMN untuk peningkatan untuk daerah konservasi serta pasti untuk teritori wisata berbasiskan alam.

Teritori konservasi Sungai Upang mengangkat enam pilar konservasi diantaranya yakni Konservasi KEHATI, Konservasi Energi, Pengendalian Teritori yang Lestari, Arsitektur Hijau serta Transportasi Internal, Konservasi Norma, Seni serta Budaya, serta Kaderisasi Konservasi.

Menurut Bang Hormen Sungai Upang sendiri adalah nama panggilan lama oleh masyarakat desa Tanah Bawah untuk sungai sebagai alir sisi dari Sungai Jeruk ini.

Sungai Upang adalah satu diantara sedikit sungai di Pulau Bangka yang masih tetap "alami" sebab tidak terserang dampak penambangan timah atau sampah pabrik yang umumnya mencemari sejumlah besar sungai di Pulau Bangka.

Tahapan Memilih Situs Bola Online Terpercaya

Sungai Upang jadi habitat dari beberapa tipe ikan air tawar seperti toman, tapah , baung dan beberapa tipe ikan air tawar ciri khas bangka yang lain. Di Sungai Upang adalah tempat tumbuh seputar lebih dari pada 40 tipe habitat Anggrek, tetapi beberapa waktu lalu pernah berlangsung kebakaran yang menganguskan anggrek-anggrek itu. Sekarang usaha penanaman kembali lagi bibit Anggrek telah mulai dilaksanakan dengan cara setahap.

Sungai Upang tawarkan kejernihan air serta keelokan alam di selama saluran sungainya, pengujung bisa berpose dengan beberapa spot photo yang disiapkan dapat juga telusuri saluran sungai upang dengan bayar ongkos sewa perahu sejumlah Rp 10.000 perorang.

Di sungai upang adalah tempat favourite untuk memancing. Kami berpeluang untuk telusuri sungai upang sekalian memancing memakai perahu punya rekan kami yang kebetulan memiliki kebun tidak jauh dari sungai upang, beliau ialah Bang Haswan. Malam hari kami bermalam di pondok kebun punya beliau. Pagi harinya kami nikmati udara fresh yang menentramkan kepenatan pemikiran sekalian berenang di sungai.

Sekarang di Sungai upang sudah ada beberapa sarana pendukung seperti pondok galeri, beberapa saung , pelabuhan serta musholla.
Nantinya teritori Sungai Upang dengan semua usaha diinginkan tetap alami serta terbangun kelestariannya, dan terlepas dari usaha tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab. Peranan kerja sama pemerintah dan warga desa diinginkan akan makin mengusung nama Sungai Upang untuk salah satunya surga terselinap di Pulau Bangka serta pasti makin diketahui untuk teritori wisata berbasiskan alam.